Demo Mesin Pembakar Sampah Barnavar di eks. Klinik Al-Wustho Cisinga kampung Lulurung Kecamatan Padakembang 2/2/22. (dok. KIM Galunggung Info) |
KIM Galunggung Info, Tasikmalaya. Anggota DPRD Komisi II kabupaten Tasikmalaya dari PKS, Dedi Kurniawan, fasilitasi "Sosialisasi Mesin Pembakar Sampah Barnavar" di eks. Klinik Al-Wustho jalan Cisinga kampung Lulurung kecamatan Padakembang Rabu 2/2/22.
Turut hadir dalam acara Deni Ahmad kepala desa (kades) Cilampung Hilir kecamatan Padakembang, Tatang Saputra kades Sukasetia kecamatan Cisayong, Aep kades Sukaraja kecamatan Sukaraja, Supyan kades Mangunjaya, Sopyan Nurul Hadi kades Raksasari kecamatan Taraju.
"1,7 juta masyarakat kabupaten Tasikmalaya dikali 0,5 menghasilkan 850 ton sampah perhari," kata Irdas, tokoh pegiat Lingkungan kabupaten Tasikmalaya, ketika memaparkan perkiraan sampah di kabupaten Tasikmalaya setiap hari, dalam kesempatan sosialisasi.
Ia melanjutkan, sampah sebanyak 850 ton itu kemana? Sampah itu tidak kelihatan!
"Tapi kemana sampah itu tidak terlihat tidak ada yang terbakar juga," ungkapnya.
Ia pun menjawab bahwa sampah yang banyak itu kebanyakan dapat ditemukan di sungai-sungai.
"Ditiap sungai pasti ketemu sampahnya," ucapnya.
Dirinya menilai bahwa mesin pembakar sampah bisa menjadi bagian dari solusi, namun belum bisa menyelesaikan masalah sampah.
"Ini bukan finising tapi solusi, karena harus memilah dan harus ada manajemen di desa. Siapa yang mengangkut dari warga di desa," jelasnya.
Irdas melanjutkan sementara penyelesaian akhir dari masalah sampah itu ada pada kesadaran masyarakat itu sendiri.
"Finishingnya perilaku masyarakat sendiri. Bagaimana teman-teman di desa memberikan pencerahan," ungkapnya.
Irdas menyampaikan pandangannya tentang masalah sampah di kabupaten Tasikmalaya di halaman eks. Klinik Al-Wustho Cisinga kampung Lulu rung kecamatan Padakembang 2/2/22. (dok. KIM Galunggung Info) |
Sementara Dedi Kurniawan pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa salah satu masalah lingkungan yang perlu dihadapi adalah sampah. Oleh sebab itu, Ia berharap dengan diadakannya 'Sosialisasi Mesin Pembakar Sampah Barnavar', bisa menjadi bagian solusi penyelesaian.
"Mudah-mudahan dengan hadirnya alat ini bisa menyelesaikan secara totalitas, secara keseluruhan," ucapnya.
Sementara Inisiator mesin pembakar sampah Barnavar, Dicky Zaenal Arfin, mengatakan bahwa mesin Barnavar sudah melakukan tahap uji lab dan sudah dipastikan tingkat emisinya berada dibawah ambang batas.
"Asapnya jauh dibawah ambang batas uji emisi. Alat ini sudah kita tes dengan lembaga-lembaga yang kredibel," katanya.
Karena tujuan utama sosialisasi menjaga lingkungan dari masalah sampah, Ia menyampaikan bahwa alat yang ia buat dapat diproduksi oleh lembaga manapun termasuk karang taruna.
"Dan ini bisa diproduksi oleh lembaga masing-masing," papar Dicky.
Ia pun menjelaskan bahwa dari sisa pembakaran, debunya bisa dipakai untuk membuat paving block.
"Sisa dari pembakaran bisa dibuat paping block, kalau untuk pupuk sampah-sampah organiknya kita pilah secara berbeda," tuturnya.