![]() |
Belajar Luring di Rumah Yeni Sumarni, Citepus (dok. KIM Galunggung Info) |
KIM Galunggung Info, Tasikmalaya.
Belum meredanya pandemi covid-19 menyebabkan pembelajaran sekolah tidak dapat dilakukan seperti biasanya.
Proses belajar mengajar yang biasanya dilakukan tatap muka di kelas, dimasa pandemi disesuaikan dengan zona wilayah.
Sesuai dengan kebijakan Mentri Pendidikan Nadiem Makarim bahwa hanya sekolah di wilayah kategori zona hijau yang dapat menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Itu pun jika 4 syarat terpenuhi.
Pertama sekolah kabupaten/kota yang berada di wilayah zona hijau.
Kedua jika diizinkan oleh pihak yang berwenang baik oleh pemerintah daerah, kantor wilayah, maupun Kantor Kementerian Agama.
Ketiga, satuan pendidikan sudah memenuhi semua daftar periksa dan siap melakukan pembelajaran tatap muka.
Dan yang terakhir orang tua atau wali murid setuju putra dan putrinya melakukan pembelajaran tatap muka.
Dalam menyikapi hal tersebut, sesuai kebijakan dinas pendidikan kabupaten Tasikmalaya, Sekolah Dasar Negri (SDN) 3 Cisayong desa Santanamekar kabupaten Tasikmalaya yang berada di zona hijau melaksanakan arahan tentang kegiatan belajar dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring).
Kegiatan belajar daring dilakukan SDN 3 Cisayong melalui media wa dengan terlebih dahulu guru memberikan arahan.
"Kami memberikan tugas melalui handphone kemudian tugasnya sudah ada pada buku. Kita hanya memberikan arahan bahwa tugas hari ini adalah halaman sekian sampai sekian. Diberi petunjuk lewat media (wa). Pelaksanaannya anak-anak melihat buku tema atau paket yang diberikan," kata Cucu Tati Taryati, S.Pd selaku wali kelas 5 SDN 3 Cisayong di kediaman Yeni Sumarni Citepus Jum'at 24/7/2020.
Cucu Tati Taryati menambahkan setelah penugasan pada siswa untuk mengevaluasi perkembangannya maka selanjutnya guru melakukan monitoring.
"Kami guru-guru mengadakan monitoring seminggu tiga kali. Kami berkeliling ke rumah-rumah siswa untuk melihat hasil kerja anak-anak," katanya.
Selain kegiatan monitoring untuk mengevaluasi anak didik dalam proses belajar daring, bersamaan dengan itu pula guru melaksanakan belajar luring di rumah orang tua siswa yang menjadi tempat belajar bersama.
Belajar luring di rumah orang tua siswa diadakan dengan jumlah siswa tidak boleh lebih dari sepuluh orang sesuai dengan peraturan dinas pendidikan. Adapun tujuan belajar luring terutama untuk memenuhi kebutuhan siswa yang tidak memiliki sarana untuk belajar daring.
"Luring untuk anak-anak yang tidak memiliki sarana prasarana. Jadi kami membagikan buku paket dari sekolah. Kemudian anak-anak dikelompokkan untuk mengerjakan tugas dari sekolah," jelasnya.
Belajar daring dan luring dimasa pandemi bagi orang tua siswa dirasa cukup sulit. Seperti ungkapan Yeni Sumarni (40), ibu dari dua putra yang sedang duduk di kelas 5 SDN 3 Cisayong ini, yang mengutarakan bahwa belajar daring menemukan kesulitan jika pelajaran kurang dipahami.
"Kesulitan. Tangtos aya. Pelajaranna gening sesah. Pelajaranna teu sapertos kapungkur," ungkapnya.
Selain itu Yeni pun merasa kesulitan dalam belajar luring jika anaknya sudah mengeluh kalau disuruh belajar.
"Nembe sakedap belajar, ngeluh. Kan pami di sakolamah kedah nurut ka ibu guruna. Ortu harus ekstra," tuturnya.
Belajar daring dan luring di masa Pandemi mengharuskan berbagai pihak untuk beradaptasi dengan keadaan. Mempertimbangkan protokol kesehatan, menjaga jarak, memakai masker dan tenaga ekstra dalam prosesnya.
Walaupun menemukan kesulitan dalam prosesnya semoga kegiatan belajar tetap berlangsung tanpa mengurangi kadarnya.
Mantap.... Terus berkarya bro. kim galunggung info.. Semangat
ReplyDelete