Ed : Iman Rohiman
Senja kali ini terasa berbeda. Ada sunyi yang menenangkan, angin semilir meniup dedaunan kering, pertanda kemarau segera datang menghalau musim hujan yang panjang.
Menikmati senja kali ini saya ditemani secangkir teh hangat dengan makanan ringan khas yang sudah jarang di jumpai.
Kerupuk tepatnya. Tapi lebih pas masuk ke dalam katagori camilan, rasanya asin, gurih, pedas yang semuanya menyatu lumer di lidah
Paduan yang sempurna untuk menikmati senja yang sempurna.
Camilan krupuk ini dikenal dengan nama gurilem. Siapa sangka gurihnya gurilem yang saya nikmati di senja ini, berawal dari kisah sendu dari salah satu pelaku UMKM yang tergabung dalam grup UMKM Alumni Unpad, Diana, beralamat di Komp. Griya Bandung Asri 2 Blok G2 No. 1 Bojongsoang - Bandung.
Terngiang cerita bagaimana Diana memulai bisnisnya.
Berawal dari dua tahun lalu saat itu sang suami tercinta meninggal dunia. Almarhum suami di makamkan di pemakaman keluarga di Cililin.
Rasa kangen membuat Diana menjadi sering kembali ke Cililin, untuk nyekar dan berbagi cerita di pusara suami tercinta...
Sepulang ziarah Biasanya Diana membawa oleh-oleh gurilem kerupuk camilan khas Cililin untuk anak-anak di rumah.
Suatu hari di acara reuni perak angkatan yang mengangkat tema "Kaulinan Tradisional". Tema inilah yang menginisiasi Diana untuk membawa gurilem. Jadilah gurilem dibungkus ke dalam kemasan kecil untuk dimasukkan ke dalam goodie bag reunian, diberi nama dan label untuk menambah cantiknya kemasan gurilem "Kacida".
Gurilemnya sendiri mendapatkan pasokan dari Cililin dengan permintaan gurilem tanpa MSG, tanpa pewarna dan tanpa pengawet, maka jadilah gurilem yang produksi di Cililin itu dikirim ke Bandung, untuk selanjutnya dijual secara online.
Sebetulnya apa sih gurilem ?
Gurilem sebetulnya singkatan dari kata gurih dan pelem (enak luar biasa - bahasa sunda). Gurilem adalah kerupuk berbentuk panjang seperti mie yang dibumbui dengan berbagai bumbu lainnya seperti garam, cabai kering dan bawang. Beberapa orang menyebut gurilem ini dengan sebutan kerupuk cacing, karena bentuknya seperti cacing.
Bahan dasar dari gurilem ini sama dengan bahan dasar kerupuk pada umumnya, yaitu tepung tapioka. Proses pembuatannya pun tidak terlalu sulit. Hanya membutuhkan waktu yang cukup lama. Pertama, tepung tapioka dicampurkan dengan garam. Kemudian dicampurkan dengan air dingin. Setelah adonan tercampur, campurkan adonan tersebut dengan air panas sampai tidak lengket lagi. Setelah adonan tidak lengket, maka adonan siap untuk dicetak. Jika kerupuk biasa digoreng dengan minyak panas, maka tidak dengan gurilem. Proses penggorengan gurilem tidak menggunakan minyak, melainkan menggunakan pasir. Setelah mengembang sempurna, barulah kerupuk gurilem bisa diangkat dan diberi bumbu. Biasanya gurilem disajikan dalam rasa yang cukup pedas, rasa pedas di dapat dengan menggunakan bubuk cabai kering.
Di masa pandemi ini, dimana penjualan secara online meningkat tajam, Diana lebih serius menjalani penjualan gurilem Kacida. Animo yang luar biasa membuatnya lebih percaya diri untuk fokus kepada apa yang sedang ditekuninya, terlebih lagi dari banyaknya testimoni dari pelanggan yang sekarang menjadi loyal customers.
Masih menikmati gurilem Kacida dengan teh yang mulai dingin, terbersit rasa bangga bisa kenal dengan Diana yang mampu bangkit dari kesedihan ditinggal belahan jiwa dan berdiri tegak sebagai tulang punggung dari anak anaknya dengan menjadi pelaku UMKM.
Saya mengakhiri cerita ini dengan rasa syukur atas segala nikmat yang Allah swt berikan termasuk nikmat senja yang menenangkan di hari ini.
Jakarta, akhir Juni 2020