Pawai Jampana Upaya Lestarikan Identitas Budaya

Aparatur dan warga desa Santanamekar sedang memandu Jampana di acara lomba Pawai Jampana se-Kecamatan Cisayong dalam Rangka Milangkala Kabupaten Tasikmalaya ke-392 28/7/24 (dok. KIM Galunggung Info)

Setiap daerah memiliki budaya sendiri yang membedakan dengan daerah lainnya. Budaya tersebut menjadi identitas daerah karena telah menjadi tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Bahasa, pakaian adat, makanan khas, dan bentuk rumah diantara identitas yang tampak dari budaya suatu daerah. 

Lebih rinci lagi diuraikan oleh C. Kluckhon dalam Universal Categories of Culture, sperti dikutif Koentjaraningrat dalam bukunya pengantar ilmu antropologi, bahwa terdapat 7 unsur yang selalu jadi identitas budaya suatu daerah. Bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencarian, sistem religi, dan kesenian unsur budaya yang menjadi identitas daerah. 

Pawai Jampana merupakan tradisi unik di tatar Sunda yang masih bertahan hingga saat ini dan telah menjadi identitas budaya. Di Jawa Barat pawai Jampana sering digelar dalam rangka merayakan peristiwa hari bersejarah. Pada peringatan hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus, hari jadi terbentuknya provinsi maupun daerah kabupaten kota. Bahkan tidak jarang pawai Jampana dilakukan pada peristiwa sejarah sebuah desa. 

Kepala desa Santanamekar Ade Saepudin bersama istri dan aparat desa pada lomba pawai Jampana dalam rangka Milangkala kabupaten Tasikmalaya ke-392 28/7/24 (dok. KIM Galunggung Info)

Jampana merupakan bahasa Sunda yang berarti tandu. Sementara pawai berarti arak-rakan yang diikuti banyak orang. Dengan demikian pawai Jampana adalah pawai arak-arakan dengan membawa Jampana yang dilakukan banyak orang. 

Bentuk Jampana beranekaragam. Biasanya disesuaikan dengan mayoritas mata pencaharian setempat, produk unggulan setempat, atau hasil bumi suatu tempat. Oleh karena itu, kita sering melihat Jampana berbentuk ikan, pipiti, semangka dan lain sebagainya. Adapun isi dari Jampana berisikan makanan khas, produk unggulan, atau hasil bumi sesuai potensi daerahnya. 

Penampilan kesenian seperti angklung, calung, jaipongan, pencak silat, sisingaan, dan kesenian lainnya juga menjadi bagian tak terpisahkan dari pawai Jampana. Biasanya kesenian-kesenian tersebut dibawakan untuk melengkapi pawai Jampana sehingga pawai Jampana akan terasa meriah. 

Kalau kita membaca cerita-cerita atau sejarah zaman kerajaan, sebelum digunakannya kereta kuda sebagai alat transportasi, Jampana sering dipakai oleh para raja sebagai alat transportasi untuk berpergian dengan dipikul oleh dua atau empat orang. 

Banyak sekali manfaat yang didapatkan dari pawai Jampana. Dari segi budaya, pawai Jampana menjadi cara untuk melestarikan tradisi sehingga generasi tetap mengenal dan memahami budayanya. Untuk sosial, pawai Jampana dapat menjaga gotong royong dan rasa kekeluargaan karena proses pembuatan Jampana dan isinya dilakukan warga secara bersama-sama. Dari segi ekonomi, pawai Jampana dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan produk unggulan sebuah daerah. Dan untuk kesehatan, pawai Jampana dapat menjadi olahraga untuk menjaga kesehatan fisik karena dilakukan dengan cara berjalan kaki. 

Grup angklung desa Santanamekar di acara lomba pawai Jampana dalam rangka Milangkala kabupaten Tasikmalaya ke-392 28/7/24 (dok. KIM Galunggung Info)


Tags

Post a Comment

0 Comments

Top Post Ad

Below Post Ad