Sejak Dulu Cinta Memang Begitu

Iman Rohiman
0
Cinta adalah anugerah paling besar yang telah Allah turunkan ke bumi agar manusia merenda berjuta keindahan di  taman harapan. Cinta adalah anugerah kehidupan yang tidak mampu dilukiskan oleh seluruh manusia di bumi. Cinta adalah sebuah kisah yang tidak akan pernah habis walaupun samudera menjadi tinta untuk menggoreskan ceritanya di kanvas ketulusan. Cinta adalah cinta.

Cinta menurut Inayat Khan adalah hasrat untuk menyadari sesuatu yang dicintai. Dalam cinta, berarti  alam bawah sadar menyadari adanya keinginan untuk mengetahui dan memahami yang dicintai. Keinginan tersebut bersumber dari kehendak diri yang suci dan murni tanpa dipaksa oleh siapapun. Kehendaknya kemudian diarahkan untuk membangun pengetahuan tentang apa-apa yang diharapkan yang dicintai, sehingga membuahkan sikap memahami apa-apa yang ada pada yang dicintai. Dalam proses mengetahui seorang pecinta sejati akan melihat dengan jiwa semua hal yang ada pada yang dicintai : Baik dan buruknya perilaku, Kelebihan dan kekurangan diri, Statis dan dinamisnya jiwa, Turun dan naiknya temperatur rasa, lembut dan kerasnya kata,  dan semua hal yang ada pada yang dicintai. Semua pengetahuan itu kemudian dipahami dengan penerimaan hati yang bening untuk menerima hal yang baik dan menumbuhkan kebaikan dari kekurang-kekurangan, bukan membiarkan kekurangan agar tetap begitu.

Menurut Stenberg dalam triangular theory of love, bahwa cinta menghimpun sifat keintiman, gairah, dan komitmen. Keintiman merupakan elemen emosi yang saling memberi dalam mencipta  kehangatan, keakraban, dan hasrat menjalin hubungan. Gairah merupakan elemen motivasional yang mendasar di dalam diri  dan bersifat fitrah yang mendorong semangat mereguk nafkah batin yang suci. Dan komitmen dalah elemen kognitif, berupa keputusan dan tekad secara tetap dan sinambung menjalankan suatu kehidupan bersama. Tiga unsur tersebut saling bertautan dan saling menguatkan satu sama lainnya terutama dalam membangun fondasi, menegakkan bangunan, dan mengatapinya, sehingga terbentuklah keutuhan cinta yang disebut  cinta sejati. Jika satu hilang maka cinta itu menjadi pincang tidak seimbang, bahkan bisa memudar di tengah jalan.

Selain memiliki sifat, cinta pun memiliki unsur khas. Menurut Erich Fromm dalam The Art of Loving mengemukankan bahwa ada empat unsur cinta sejati : perhatian (Care), tanggung jawab (responsibility), rasa hormat (Respect) dan pengetahuan (Knowledge). Perhatian berarti menyediakan waktu untuk mengetahui dan memahami kehidupan dan setiap pertumbuhan yang dicintai. Seseorang yang mencintai dengan sukarela mencurahkan segenap panca indranya agar tak ada satu hal pun yang luput dari pandangannya. Tanggung jawab bermakna kesiapan dalam memikul pengorbanan-pengorbanan yang disertai kesungguhan menanggapi dengan kemampuan penuh. Seorang pecinta tak pernah berhenti mengulurkan tangannya, walaupun kemampuannya terbatas, cintanya melampaui keterbatasannya. Memang menakjubkan. Rasa hormat adalah kemampuan untuk melihat seseorang sebagaimana adanya dan menyadari individualitasnya yang unik yang terwujud dalam kepedulian bahwa seseorang perlu tumbuh dan berkembang sebagaimana adanya. Dalam hal ini seorang pecinta tidak memaksakan harapan-harapannya, sebaliknya dia memupus harapan tersebut dan menggantinya dalam bentuk kekaguman. Sementara pengetahuan menyiratkan ilmu yang harus terus bertumbuh pada diri seorang pecinta melampaui bertumbuhnya perhatian, rasa hormat, dan tanggung jawab. Buah dari semua ini berupa penyatuan simbiosis dan cinta dewasa.

Pengorbanan satu hal yang erat kaitannya dengan cinta. Harta, waktu, lisan, raga, dan jiwa diinvestasikan untuk yang dicintai agar mencipta kecocokan. Seorang pecinta memberikan apa yang bisa diberikan tanpa sedikit pun mengharap apapun dari yang dicintainya. Memberi tanpa berharap, bagi pecinta, kebahagian yang membuatnya kaya, kuat, dan kuasa atas dirinya. Kebahagiaan yang tidak memberi kesempatan bagi hadirnya kekecewaan. Bahkan melipatgandakan hingga tak berhingga. Kebahagian murni.

Sisi lain dari cinta adalah ketulusan. Bagian dari ketulusan disulam dalam kesediaan seseorang untuk berbuat dengan hanya berharap kerelaan dan kecintaan pihak yang telah berjasa baik kepadanya. Ketulusan adalah niat yang bersih. Niat yang tidak ada apapun yang ingin digapainya melainkan keridhoan-Nya. Ketulusan berarti menyiram, memupuk, memberi ruang, dan merawat agar rumput ilalang tidak merusak pandangan dan mengobati agar serangga maupun virus tidak merusak tumbuhnya dan membawa penyakit.  Ketulusan adalah sebuah kesediaan pecinta untuk melakukan tugas dengan penuh tanggungjawab, amanah, mau berkorban, sepenuh waktu dan sepenuh jiwa.


Di penghujungnnya, mari kita meneteskan air mata, jika buah cinta pernikahan, ternyata kelemahan yang bertumpuk-tumpuk, bukannya kemampuan yang semakin menjulang pesonanya. Mari kita bersedih, jika buah cinta pernikahan, ternyata kemiskinan yang semakin akut, bukannya kekayaan yang semakin barokah. Mari kita tertunduk pilu, jika buah cinta pernikahan, ternyata memuncak kegelisahan, bukannya ketenangan yang membahana. Mari kita mengaduh, jika buah cinta pernikahan, ternyata kehinaan, bukannya kehormatan yang kian bercahaya. Mari kita mengangkat tangan, jika buah cinta pernikahan, ternyata kesengsaraan, bukannya kebahagiaan yang membangkitkan. Mari kita pejamkan mata, jika buah cinta pernikahan, ternyata menumpulkan ilmu, bukannya semakin tajam dan menyinari. 
Tags

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default