Sang Waktu

“Pada surah yang hanya memiliki tiga ayat ini (Al-‘Asr) terkandung suatu manhaj yang menyeluruh tentang kehidupan umat manusia sebagaimana yang dikehendaki Islam. Ia meletakkan suatu konstitusi Islami dalam kehidupan seorang muslim, tentang hakikat dan tujuan hidupnya yang meliputi kewajiban dan tugas-tugasnya. Suatu bukti bahwa surah ini merupakan mukjizat Allah yang tiada seorang pun dapat melakukannya.”

(Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Dzilalil Qur’an)

Iman Rohiman

KIM Galunggung Info, Tasikmalaya. Waktu adalah kumpulan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, ratusan tahun, ribuan tahun, jutaan tahun, hingga tak berhingga sesuai kehendak-Nya paling akhir. 

Waktu jika titik tolaknya yang sedang terjadi, maka terbagi menjadi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.  Masa lalu berarti sejarah atau kenangan mengenai peristiwa nyata tentang ummat manusia dalam ruang dan waktu baik individual maupun kelompok yang dikisahkan lewat tradisi  lisan atau goresan tangan dengan aneka tafsirannya. 

Sejarah akan berharga dan bernilai manakala  manusia menarik tafsiran dan manfaat dengan kebeningan hati, kebersihan jiwa, dan terlepas dari perasaan subjektif, sehingga dapat mengambil manfaat untuk masa kini dan masa depan, baik yang manis maupun pahit, baik kesedihan air mata maupun senyum kebahagiaan. 

Sebaliknya, kenangan hanya akan membawa secangkir kabut kelam apabila pandangan mata ditutup, hati menolak,  dan tak mau mengambil hikmah dari peristiwa itu. Disini, masa lalu tak jauh berbeda dengan membakar api yang menyala. 

Masa kini merupakan kenyataan yang sedang terjadi dan dialami. 

Berkaitan dengan ini, menjalankan status dan peran tidak dapat dihindari. Apakah ia sedang berperan sebagai seorang anak atau orang tua, seorang istri atau suami, seorang guru atau murid, seorang politikus atau rakyat biasa, seorang borjuis atau proletar, seorang yang berilmu atau seorang awam, seorang yang digerakan visi dan misi atau seorang pengikut? Oleh karena itu, jangan biarkan berlalu begitu saja. Ia harus diolah dengan gelora semangat mencipta dan kreativitas  dengan sebaik-baik kesungguhan. 

Begitu pun tumpahan tenaga, harus didayakan hingga tak berhingga, untuk memerankan perilaku atau amal terbaik. 

Curahan pikiran jangan, dikesampingkan, tapi tempatkan pada rel waktu, agar tumpahan tenaga dalam mencipta meraih hasil jernihnya pandangan. 

Meski penggunaan waktu seakan terasa sangat kurang, tetaplah waktu adalah sumber daya terbaik yang dimiliki manusia. Ia ibarat nyawa kehidupan. Meskipun gratis, kita tak mampu membelinya dengan apapun.

Dan masa depan merupakan gudang berbagai macam kemungkinan. Kita bisa memugar jejak-jejak masa lalu dan masa kini lalu memperbaiki lubang-lubang kehidupan yang berantakan atau menghiasi pohon kebesaran di taman kehidupan. 

Kita pun dapat merangkai sulaman sutera bergemerlapan di tengah hiruk pikuk kehidupan yang ternoda materialisme. Visi dan misi mendapat tantangan pembuktian disini. Perencanaan yang diracik dengan buah pikiran kesungguhan dimasa kini dapat dilihat pencapaian hasil-hasilnya disini.  

Akhirnya, masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang melebur menjadi satu yakni kehidupan. Kehidupan yang diawali dengan senyum-tangis, ditengahnya senyum-tangis-tawa-pilu-syahdu, dan semoga di bagian ujung tangis-senyum.

Dimana bagian akhir cerita kita, orang-orang disekitar kita menangis dan kita wafat dengan tersenyum.

Tags

Post a Comment

0 Comments

Top Post Ad

Below Post Ad